Selamat Ulang Tahun Ke-24, Lisa Nur Asmillah



Selamat ulang tahun ke-24, Lisyah, Lisyahna, Petrichor, Periihujaan, Matcha Latte.
Maaf, aku memang suka melabeli diriku sendiri sebagai bentuk penyemangat dan peneguh diri.

Lebih dari pelabelan dan penamaan itu, syukur tak henti-henti kepada Allah swt atas banyak nikmat, karunia, kemudahan, kelancaran, kebaikan, keberkahan dan masih banyak lagi hadiah baik yang keluarbiasaannya sulit dijangkau oleh nalarku.

Termasuk memiliki keluarga yang selalu memeluk dengan lengan yang terbuka lebar serta hangat. Seorang Ibu yang luar biasa menyanyangiku dan disayangi olehku. Untuk Bapak di jauh sana yang tak putus Lisyah doakan lamat-lamat. Untuk kedua kakak terbaik di dunia yang tanpa keluh membantu dan memenuhi permintaan Lisyah atas banyak hal. Untuk kedua kakak ipar yang turut kusita waktunya atas banyak permintaanku. Untuk keempat keponakan Lisyah yang menggemaskan. Terima kasih untuk kalian. Terima kasih atas selautan jasa yang dengan usaha terbaik selalu dikabulkan untukku. Aku tanpa kalian adalah cangkang kosong, atau seekor siput lunak yang tanpa rumah.

Termasuk juga sahabat-sahabat, teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik tak sedarah. Tak apa jika air tak lebih kental daripada darah. Lisyah tetap sayang kalian. Terima kasih sudah bersedia menjadi bagian dari haha-hihi Lisyah. Terima kasih sudah bersedia menyediakan pundak untuk bersandar. Terima kasih atas tautan lengan yang tak urung dilepaskan. Bagaimanapun saling menjadi bagian tawa dan tangis adalah kenangan baik. Termasuk melakukan banyak hal gila yang tetap dalam kendali sebab penjagaan yang saling.

Sebelum terlambat dan terjerembab dalam puisi Eyang Sapardi yang berbunyi:
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada."

Aku ingin lebih dulu mengutip lagi puisi Eyang Sapardi dan membiarkan kalian mengetahui satu hal ini:
"Pada suatu hari nanti, jasadku tak akan ada lagi. Tetapi dalam bait-bait sajak ini, kautakkan kurelakan sendiri."

Terakhir, terima kasih untuk kalian yang bersedia meluangkan waktu dan upaya menekan satu demi satu huruf pada layar ponsel hingga membentuk serangkaian ucapan, serapal demi serapal doa, sebongkah demi sebongkah ketulusan yang juga turut menyertainya.

Semoga segala doa dibalas oleh Allah swt lebih dari setimpal.

Posting Komentar

1 Komentar