Sayangnya Tak Begitu.

Malam ini, kamu kembali membuat kepalaku memikirkan segala hal tentangmu lagi. Padahal kupikir semuanya sudah cukup, bahwa kita memang tak akan berada pada titik yang bernama penyatuan. Malam ini, saya mencoba untuk berpikir dewasa, dan tak akan memaksakan kita lagi yang memang berbeda. Lalu malam ini (juga) saya terus saja memikirkan semuanya hingga merenggut rasa kantukku sendiri.

Malam ini, saya kembali mendapati namamu muncul di layar handphoneku. Ada beberapa pesan darimu di dalamnya. Beberapa deret kata yang tersusun dengan rapi dan begitu teratur hingga menghidupkan makna yang begitu dalam.

Setiap pergantian waktu, apakah kamu juga merasakan apa yang kurasakan ? Beribu macam tanda tanya yang menyesakkan kepalaku. Akankah kita akan hidup di masa depan seperti hidup di masa lalu, mengulang masa lalu, atau bahkan membuatnya jauh lebih menyenangkan dari yang dahulu.

Katamu, cinta tak pernah hilang, cinta hanya butuh waktu untuk mengeringkan lukanya yang masih basah dan memar. Ini salahku karena pernah membiarkanmu pergi. Membiarkan diriku hidup dengan orang yang salah begitu lamanya, hingga dengan beberapa orang lainnya yang bukan kamu. Katamu, cinta butuh waktu untuk menepi, karena akan ada masanya, akan ada masanya kita akan kembali menyatu dalam ikatan dengan bahagia.

Yakinkah kamu bahwa kita akan benar-benar satu nantinya ? Karena sikapmu selama ini tak cukup memberiku secercah keyakinan bahwa kamu akan kembali di sini, tak cukup. Ini luka, dan di dadamupun adalah luka. Masing-masing diri kita tak cukup tahu seberapa menganga luka di masing-masing dada kita.

Jika kita bukan jodoh yang ditakdirkan Tuhan, apakah kamu akan berusaha meronta pada jalan yang telah ditentukan-Nya untukmu ? Ketika lukamu baru saja sembuh dan kering, ketika kamu baru saja berniat untuk datang, tetapi Tuhan mengirimkan seseorang yang lain dengan waktu yang bersamaan untuk masing-masing kita, apa yang akan kau lakukan ? Apa ? Apa ? Maka mungkin kau hanya akan tetap diam, seperti biasanya karena kamu memang begitu. Lelaki yang seolah mulutnya dibebal dan dibekap.

Tahukah, bahwa tak semua arti diammu mampu ku jabarkan. Karena sesuatu yang dijelaskan saja tak menjamin bahwa itu akan membuatmu sepenuhnya mengerti. Cinta milik kita, tapi penyatuan mungkin bukan milik kita.

Bukankah lukamu akan mati jika diganti oleh beberapa orang setelah saya yang kamu pilih untuk memasuki hidupmu ? Apakah mereka tak cukup hebat menghapus lukamu ? Baiklah, ini salah saya. bukan salah mereka. Jadi sudah seharusnya saya yang menghapusnya. Karena luka lama akan terganti dengan kebahagiaan baru pada masanya. With or without me !

Baiklah, sekarang saya ingin menulis hal yang benar-benar telah lama di kepala saya. Beberapa deret kalimat yang dilontarkan orang lain kepada saya yang bukan kamu. Seseorang yang menjadi masa lalu saya setelah kamu. Katanya "Mengapa dia begitu terluka ketika saya bersama kamu, bukankah sebelumnya dia yang mengabaikan dan tak mempertahankan kamu. Maka tugas saya sekarang adalah membahagiakan kamu, mengantar kamu pulang, bukan mengantar teman kamu pulang, bukan bercanda hingga begitu pekat dan dekat dengan teman kamu"

Jika nantisaya telah berhenti menuliskan tentangmu, maka itu adalah saat dimana waktu telah mendorong saya untuk pergi dari duniamu, sebab saat itu, waktu akan menjadi perasa paling hebat dalam mengerti luka dan lara hati yang terlalu lama menunggu. Seandainya kita satu, maka mulai sekarang dan seterusnya, juga selamanya saya akan menggantikan lukamu menjadi suka, bahagia, cerita. Seandainya kita satu maka mungkin tak ada lagi luka yang ngilu yang perlu kita permasalahkan. Tapi, sayangnya tak begitu.





Posting Komentar

0 Komentar