Barangkali Sekadar Aku dan Kamu

"Jika perasaan kita sesaling besar itu, mengapa tidak pernah ada titik temu?"

Aku banyak berpikir lalu menyadari banyak hal akhir-akhir ini. Dalam rentang waktu yang lama, kita biarkan satu kesalahan besar berlarut-larut. Hingga hal yang seharusnya tetap benar malah menjadi keruh. Perasaan  kita yang pada awalnya terlihat jernih, pada akhirnya membuncah.

Jika semuanya tidak berjalan semulus itu, kupikir memang ada yang salah dari kita.

Barangkali kita memang tidak saling secinta itu. Kita masih selalu membiarkan diri kita saling melukai. Bahkan dengan luka yang sengaja.

Barangkali kita memang tidak saling sesayang itu. Kita masih selalu membiarkan diri kita saling mencemburui satu sama lain. Bahkan sengaja memperlihatkan orang-orang menyusup di antara kita.

Barangkali kita memang tidak pernah saling serindu itu. Kita masih selalu meredamnya, menahannya hingga lupa, tanpa bersua. Bahkan dengan sengaja mengabaikan rindu agar tak perlu ada temu.

Barangkali kita memang tidak pernah sebesar itu perasaannya. Kita masih selalu memendamnya tanpa ungkapan. Bahkan dengan sengaja bungkam agar tak perlu ada penjelasan yang lebih rumit dan panjang.

Barangkali kita memang hanya dipenuhi ilusi kebersamaan. Kita tidak saling mencintai, kita tidak saling menyayangi, kita tidak saling merindukan, juga kita tidak saling memendam perasaan yang sama.

Barangkali, kita hanya sedang terhipnotis perasaan terbiasa. Terbiasa bersama, terbiasa menjadi sepasang di mata orang-orang, terbiasa terlihat saling mencintai, terbiasa tidak saling melupakan untuk waktu yang lama.

Iya, barangkali kita hanya salah paham. Barangkali sebenarnya bukan "kita". Barangkali memang sekadar sebatas "aku" dan "kamu". Barangkali, kita memang sekadar sebuah kebiasaan lama yang telanjur mengerak.

Posting Komentar

3 Komentar