Sebuah Alasan Sendiri

Aku membalas sapa orang lain. Di berbagai media sosial. Berkenalan, lalu larut dalam perbincangan.

Hingga jika perbincangan telah beralih kecap menjadi keseriusan, aku tiba-tiba menghilang.

Sendiri itu masih semenyenangkan ini. Tidak harus terus-menerus memegangi ponsel. Menunggu dan memberi kabar. Tidak harus terluka hanya karena cemburu (yang bisa saja buta). Tidak harus berdua ke sana-sini yang kadang repot. menentukan waktu dan tempat terlebih dahulu.

Sebab ternyata, sendiri lebih mampu menyembuhkan. Dengan lengan sendiri yang memeluk, kita tidak harus merasa sepi, bukan?

Posting Komentar

0 Komentar