Mari Lekas Selesai Sibuk.

Malam ini, sebuah niat jahat merundungku. Ia memintaku mengganggumu. Namun kulihat, kau sedang sibuk. Niat jahatku tiba-tiba menjadi tahu diri.

Niat jahat itu memintaku melakukan panggilan telepon denganmu. Menanyakan, apa kesibukanmu akhir-akhir ini? Mencari tahu, apakah kegiatan-kegiatan yang kau lakukan terlaksana dengan baik?
Menebak-nebak, apakah kau melakukan segala aktivitas keseharianmu dengan luar biasa seperti biasanya? Mengira-ngira, apakah aku masih menjadi nomor satu di hatimu? Setelah beberapa perubahan kecilku padamu yang baru kusadari ketika aku selesai membaca ulang pesan percakapan kita akhir-akhir ini.

Aku ingin tahu jawaban pertanyaanku. Semuanya. Seluruhnya.
Aku juga ingin mendengar suaramu di ujung telepon.
Aku bahkan sedang merindukan kalimat pragmatismu yang membuatku harus berpikir cukup keras untuk memahami makna di baliknya.
Terlebih, aku sedang ingin tersenyum kecil sembari hening beberapa waktu, saat kita melakukan panggilan telepon.

Maka untuk mewujudkan banyak hal itu, mari kita lekas menyelesaikan kesibukan kita! Kesibukanku ini, kuharap akan lekas terselesaikan. Kesibukanmu itu, kuharap akan lekas menyurut. Sebab sekarang, kurasa aku sedang menginginkan semua yang menyangkut kamu.

Posting Komentar

0 Komentar