Kalau teman poskonya
Lisyah yang satu ini adalah sepaketannya Mail, A. Andri Fahreza. Disapa Andri.
Penikmat kopi paling candu. Haha. Bangun-bangun nyarinya kopi. Kalau enggak nemu, dia bikin sendiri. Saking
cintanya sama kopi.
Andri mahasiswa
Fakultas Ilmu Keolahragaan ini, selain cinta sama kopi dia juga cinta banget
sama pacarnya. Selain bangun nyarinya kopi, dia juga nyari ponsel cerdasnya.
Untuk menghubungi pacarnya, dia enggak
boleh kehabisan cas ponselnya, enggak
boleh lepas dari ponselnya. Pernah kadang setan di telinga kiri Lisyah membujuk
untuk menyembunyikan ponsel cerdasnya, tetapi malaikat di telinga kanan Lisyah lebih
kuat membisik. Katanya, kalau disembunyiin, nanti enggak dikasi senyuman mautnya yang manis lagi. Huhuuu.
Nama dia dalam
kontaknya Lisyah adalah “Yang Kurindukan
di Kampung”. Haha, tolong jangan salah paham dulu! Jadi, ceritanya waku itu
Andri sedang pulang ke kampung halamannya. Curiganya, dia mau lepas rindu sama
pacarnya yang notabene tinggal sekampung sama dia. Kebetulan di posko juga sedang
free program kerja. Andri pulang
beberapa hari, dan penyakit usilnya Lisyah kumat. Lisyah janjian sama satu
temen posko Lisyah bernama Risma, buat ngirimin Andri kalimat yang sama ke grup
posko kami. Disama-samain. Pokoknya kalimatnya sama, huruf-hurufnya sama, tanda
bacanya pun demikian. Jadi, kalimatnya seperti ini: “Andriiiii, rindu senyum mautmu”. Sepulang posko, Andri datang
dengan senyum khasnya dengan mata ditutup dan bibirnya yang melengkung senyum
sempurna. Tepat setelah senyum, dia langsung ketawa dan ngomong gini: “Lisyah, omonganmu hampir buat pacar aku
ngambek”. Haha. Maka untuk mengenang hari itu, Lisyah mengganti nama kontak
dia di ponsel Lisyah dengan nama “Yang
Kurindukan di Kampung”.
Teman posko Lisyah yang
asal Bone ini paling bahagia kalau ketemu makanan dan Lisyah paling suka kalau
liat dia makan. Lahap. Tiba-tiba Lisyah ingat, tiap kali makan dengan semua
teman posko, dia selalu bilang gini, “Lisyah
makan yang banyak, biar besar dikit!”.
Selain perhatian, dia
juga punya sisi manis yang lain. Andri punya jiwa pelindung. Pernah, waktu itu
sehari menjelang acara perpisahan alias ramah tamah posko kami. Di posko,
kami semua mau enggak mau harus tembus pagi buat nyiapin powerpoint untuk presentasi hasil program kerja, dan buat video
dokumentasi untuk ditampilkan dalam acar itu. Sebenarnya, cowok-cowok bantu bicara saja,
biar cewek-cewek yang ngerjain enggak
berasa ngantuk. Takut mengganggu ketentraman dan kesejahteraan istirahat malam
orang rumah, maka kami mengerjakannya di teras rumah.
Di teras, kebetulan ada celah yang bisa buat nengok ke kolong
rumah. Lisyah yang duduk menghadap ke celah rumah itu sambil mengerjakan video
dokumentasi merasa ada lintasan bayangan hitam di bawah kolong rumah, lalu
Lisyah perhatikan lagi, lintasan bayangannya makin cepat dan bolak-balik.
Lisyah langsung mutar badan memunggungi celah itu tanpa ngomong apa-apa.
Semenit kemudian Nita, teman posko Lisyah
yang duduk tepat di samping Lisyah langsung meluk dan nangis. Lisyah juga
sontak balas meluk. Lisyah sudah bisa menebak apa yang terjadi. Semua orang
kaget. Kami menceritakan apa yang kami lihat. Untuk beberapa saat, suasana
menegang.
Enggak berselang lama,
Andri merasa ngantuk. Dia izin masuk kamar untuk mengambil bantal. Lalu, dia
tidur di teras sambil menemani kami. Padahal kalau dia enggak care, dia bisa saja langsung tidur di kamar dan mengabaikan ketakutan kami. Bukan di teras yang dingin dan banyak nyamuk. Bukan
di teras yang kami, para cewek, banyak ngomongnya yang bisa mengganggu
kesejahteraan tidurnya. Andri tertidur (sambil menjaga kami). Enggak lama, Mail
pulang abis nemenin Fedri jemput temannya yang motornya mogok waktu itu untuk menginap di posko. Mail yang datang dan liat Andri tertidur, langsung masuk rumah mengambil
sarung. Sarungin Andri. Iya, mereka itu... manis.
Sebelum Lisyah menutup tulisan ini, Lisyah mau bilang banyak-banyak makasih buat Andri. Thanks buat Andri yang pedulinya besar buat seisi posko. Thanks
juga karena bawa oleh-oleh coklat dari tanah sucinya ke posko.
Padahal bisa buat pacarnya doang. Hehe. Dan lagi-lagi, thanks karena menetap di posko Maero.
0 Komentar