REVIEW KOREAN DRAMA RULER: MASTER OF THE MASK


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxcn3G3W7fqqdsZp3S3qj7UuFXoD6DstbezwFghf6jFb4Qe45EVXz1r9V1j-D4CCPgd25F_-TRGeXxpX2I3NTnEFcCemahBHmRVcp2E-8xE9E7qOYpIWvAq4QwX-9MjHviGjWFZZIkFBc/s640/Ruler+Master+of+the+Mask+-+Korean+Drama.jpg

Annyeong, Chingu-deul! Kali ini lagi exciting ingin me-review drama Korea yang baru saja tamat; Ruler: Master of the Mask. Salah satu drama recommended dari Lisyah buat kalian yang kadang tanpa sadar mengabdikan hidupnya dalam dunia perdramakoreaan.

Dibintangi oleh Abang Yoo Seung Ho yang manis unyu-unyu dan Kim So Hyun yang masih remaja, ada juga L (Infinite) yang berlakon sebagai second lead baris patah hati. Drama ini mengangkat latar fiksi sejarah era Joseon. Berbicara tentang era Joseon sudah pasti kental dengan dunia kerajaan. Dalam drama ini, Abang Seung Ho adalah pangeran mahkota a.k.a Lee Sun yang kelak akan dipersiapkan menduduki takhta menjadi raja yang memimpin negara Joseonnya. Sesuai judulnya, selama hidup, Abang Seung Hoo harus terus memakai topengnya, yang jika kalian tanya alasannya apa, saya tidak akan menjawab. Mau tahu mengapa? Yaa, makanya harus nonton. Hehe.

Waktu berjalan, Pangeran Mahkota a.k.a Abang Seung Ho ingin sekali mengetahui alasan di balik ia harus selalu mengenakan topengnya, ia bertemu Kim So Hyun dalam perjalanan mengenyangkan rasa penasarannya itu. Selain itu, bersamaan dengan ia bertemu Han Ga Eun, Pangeran Mahkota juga bertemu dengan L yang dalam drama ini keduanya bernama sama; Lee Sun. Pangeran Mahkota dan Lee Sun dengan perjalanan yang panjang kemudian bersahabat. Selain itu, yang menjadi loveline-nya adalah kisah cinta Pangeran Mahkota dan Han Ga Eun yang selanjutnya harus berbuah menjadi triangle love

Dalam perjalanan Pangeran Mahkota untuk mencari tahu alasan ia harus mengenakan topeng tadi, tanpa sengaja ia melihat penderitaan rakyatnya. Usut punya usut, ia akhirnya tahu bahwa penyebab segala penderitaan rakyatnya adalah Kelompok Pyunsoo yang dipimpin oleh Dae Mok Eorishin. Kelompok yang zalim, yang mengumpulkan kekayaan untuk kehidupan mereka agar makmur. Tetapi ternyata, tidak hanya itu. Sebab Dae Mok Eorishin zalim terhadap para penduduk Joseon alasan utamanya bukan karena ingin makmur semakmur-makmurnya hidup, tetapi karena perlakuan yang ia terima di masa lalu dari raja yang memimpinnya.  

Dae Mok Eorishin dengan segenap dendam yang ia tumpuk hari demi hari di hatinya membuat kezalimannya menjadi tiada terkira. Ia tak peduli nyawa orang lain, tak peduli pertumpahan darah yang harus dikorbankan demi menghilangkan dahaganya akan balas dendam. Dae Mok Eorishin bahkan berani membunuh raja yang memimpin negara Joseon a.k.a Abamama-nya Pangeran Mahkota. Sedangkan Pangeran Mahkota begitu pedih melihat dengan mata kepalanya sendiri, istananya porak-poranda karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Dae Mok Eorishin. Dan ternyata lagi, Dae Mok tidak hanya mengincar membunuh Raja, ia juga haus membunuh Pangeran Mahkota.
Pangeran terpuruk, sementara Kelompok Pyunsoo semakin kuat. Dae Mok Eorishin punya satu senjata besar yang  membuatnya mampu mengendalikan anggota-anggota kelompoknya, yang tentu saja itu juga merupakan salah satu bentuk kezaliman yang luar biasa mampu membuatmu geram tiada banding kepadanya. 

Pangeran yang tadinya terpuruk juga geram hingga akhirnya memutuskan bangkit dengan berbagai siasat yang direncanakannya bersama orang-orang kepercayaannya. Ia memutuskan untuk memulai dari nol. Berpura-pura menjadi rakyat biasa, berbaur dengan masyarakat, menyaksikan penderitaan masyarakat, hingga akhirnya jiwa kepemimpinannya mendewasa. 

Pangeran Mahkota yang cakep nan tampan nan rupawan ini juga membuat seorang wanita begitu jatuh cinta padanya, Hwa Gun, yang tidak lain adalah cucu Dae Mok Eorishin sendiri. Bagaimanakah akhir cerita cinta antara Pangeran Mahkota, Han Ga Eun, Lee Sun, dan Hwa Gun? Apakah Pangeran Mahkota berhasil memusnahkan Kelompok Pyunsoo? Apakah ia sanggup menjadi Raja masa depan dengan mental yang siap? Di sinilah semua konflik mulai berbaur menjadi satu dan cukup mampu membuatmu geram, haru, bahagia, sedih.

Untuk saya sendiri, saya memberi nilai 4.7 dari 5.0. Loh, 0.3 nya ke mana?
Drama ini DAEBAK!!! Penulisnya luar biasa mampu memukau dengan alurnya yang macem-macem, awal-awal episodenya disuguhin melodrama yang menguras air mata, setelahnya adalah tentang perjuangan. Tapi.. tapi... tapi kok rasanya Pangeran Mahkota dan Han Ga Eun malah menye-menye banget ya? Mentalnya diatur sedemikian rupa sehingga rasanya mereka terlihat lemah. Dikit-dikit nangis, dikit-dikit sedih. Duh! But, it’s okay, untung Abang Seung Ho ganteng. Alisnya tebal, matanya kalau senyum kelihatan hilang, kulitnya warna sempurna (bagi saya), tingginya pas (di mata saya), tatapannya teduh, senyumnya bikin khilaf. Benar-benar lelaki idamannya Lisyah banget! Duh, Bang! Aku relaaa time travel ke era Joseon buat ketemu kamu. *ditimpukin sampah sama pembaca*
Turn back, ya! Kim So Hyun juga sama menye-menyenya. Rasanya akting Kim So Hyun yang luar biasa daebak banget selama ini jadi sia-sia. Hwa Gun malah kelihatan lebih banyak berkorban untuk Pangetan Mahkota. 

Drama ini juga banyak qoutes kerennya sih! Tapi Lisyah tidak banyak screenshoot soalnya kalau nonton malah ngalir terus, tidak ingin diganggu, dan alur dramanya juga lumayan jago nyeret untuk terus ditonton hingga habis. 

 Satu yang Lisyah suka juga adalah sikap Pangeran Mahkota setiap diberi pilihan untuk setiap tindakannya. Ia memikirkannya hati-hati, ia memikirkannya tidak dengan mengondisikan kedudukannya, tetapi ia memikirkannya dengan rasa perhatian penuh terhadap seluruh rakatnya. Ia merakyat, ia berani terjun langsung ke lapangan untuk tahu kondisi rakyatnya, ia berani mengambil tindakan berbahaya untuk melindungi rakyatnya. Baginya, tak peduli apa, ia adalah Pangeran Mahkota yang kelak menjadi Raja, maka ia mengambil keputusan untuk kebahagiaan dan kemakmuran rakyatnya. Seperti inilah pemimpin yang seharusnya. Bagi Lisyah, pemimpin adalah pemikir sempurna yang berupaya memakmurkan rakyatnya.

Walaupun Kim So Hyun a.k.a Han Ga Eun kadang menye-menye, tapi ia juga menggambarkan watak yang berani membimbing rakyat yang kesulitan karena ulah Kelompok Pyunsoo. Ia membawakan karakter yang bisa diandalkan oleh orang lain. 

Endingnya juga suka, happy ending plus-plus. Feel bahagianya dapet, kecuali untuk Lee Sun dan Hwa Gun. Bagi mereka berdua, cinta adalah tentang pengorbanan

2.      Quotesnya Dae Mok Eorishin
     
-          “Secerdas apapun seseorang, saat mempunyai sesuatu untuk disembunyikan, mereka menjadi bodoh.”
-          “Jika sungguh menginginkan sesuatu, kau harus berusaha sendiri untuk meweujudkannya. Jangan mengandalkan orang lain untuk menggapainya. Hal yang mudah didapat akan mudah juga terlepas, sebab tidak sepenuhnya usahamu.”

Nonton scenes di atas, saya bahkan tanpa sadar manggut-manggut membenarkan perkatannya. Dae Mok Eorishin ini, perkataannya kadang benar, orangnya saja yang kurang benar.
Lisyah suka sekali quote keduanya. Kita harus selalu harus berusaha meraih apa yang ingin kita raih dengan cucuran keringat sendiri. Upaya sendiri. Usaha sendiri.

So, jangan lewatkan drama ini, Guys! Ini wajib masuk dalam watchlist-mu.

Posting Komentar

0 Komentar