
Annyeong,
Chingu-deul! Kali ini lagi exciting
ingin me-review drama Korea yang baru
saja tamat; Ruler: Master of the Mask.
Salah satu drama recommended dari
Lisyah buat kalian yang kadang tanpa sadar mengabdikan hidupnya dalam dunia
perdramakoreaan.
Dibintangi oleh Abang Yoo Seung Ho yang manis
unyu-unyu dan Kim So Hyun yang masih remaja, ada juga L (Infinite) yang
berlakon sebagai second lead baris
patah hati. Drama ini mengangkat latar fiksi sejarah era Joseon. Berbicara
tentang era Joseon sudah pasti kental dengan dunia kerajaan. Dalam drama ini,
Abang Seung Ho adalah pangeran mahkota a.k.a Lee Sun yang kelak akan
dipersiapkan menduduki takhta menjadi raja yang memimpin negara Joseonnya.
Sesuai judulnya, selama hidup, Abang Seung Hoo harus terus memakai topengnya,
yang jika kalian tanya alasannya apa, saya tidak akan menjawab. Mau tahu
mengapa? Yaa, makanya harus nonton. Hehe.
Waktu
berjalan, Pangeran Mahkota a.k.a Abang Seung Ho ingin sekali mengetahui alasan
di balik ia harus selalu mengenakan topengnya, ia bertemu Kim So Hyun dalam
perjalanan mengenyangkan rasa penasarannya itu. Selain itu, bersamaan dengan ia
bertemu Han Ga Eun, Pangeran Mahkota juga bertemu dengan L yang dalam drama ini
keduanya bernama sama; Lee Sun. Pangeran Mahkota dan Lee Sun dengan perjalanan
yang panjang kemudian bersahabat. Selain itu, yang menjadi loveline-nya adalah kisah cinta Pangeran Mahkota dan Han Ga Eun
yang selanjutnya harus berbuah menjadi triangle
love.
Dalam
perjalanan Pangeran Mahkota untuk mencari tahu alasan ia harus mengenakan
topeng tadi, tanpa sengaja ia melihat penderitaan rakyatnya. Usut punya usut,
ia akhirnya tahu bahwa penyebab segala penderitaan rakyatnya adalah Kelompok
Pyunsoo yang dipimpin oleh Dae Mok Eorishin. Kelompok yang zalim, yang
mengumpulkan kekayaan untuk kehidupan mereka agar makmur. Tetapi ternyata,
tidak hanya itu. Sebab Dae Mok Eorishin zalim terhadap para penduduk Joseon
alasan utamanya bukan karena ingin makmur semakmur-makmurnya hidup, tetapi
karena perlakuan yang ia terima di masa lalu dari raja yang memimpinnya.
Dae
Mok Eorishin dengan segenap dendam yang ia tumpuk hari demi hari di hatinya
membuat kezalimannya menjadi tiada terkira. Ia tak peduli nyawa orang lain, tak
peduli pertumpahan darah yang harus dikorbankan demi menghilangkan dahaganya
akan balas dendam. Dae Mok Eorishin bahkan berani membunuh raja yang memimpin
negara Joseon a.k.a Abamama-nya Pangeran Mahkota. Sedangkan Pangeran Mahkota
begitu pedih melihat dengan mata kepalanya sendiri, istananya porak-poranda
karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Dae Mok Eorishin. Dan ternyata lagi,
Dae Mok tidak hanya mengincar membunuh Raja, ia juga haus membunuh Pangeran
Mahkota.
Pangeran
terpuruk, sementara Kelompok Pyunsoo semakin kuat. Dae Mok Eorishin punya satu
senjata besar yang membuatnya mampu
mengendalikan anggota-anggota kelompoknya, yang tentu saja itu juga merupakan
salah satu bentuk kezaliman yang luar biasa mampu membuatmu geram tiada banding
kepadanya.
Pangeran
yang tadinya terpuruk juga geram hingga akhirnya memutuskan bangkit dengan
berbagai siasat yang direncanakannya bersama orang-orang kepercayaannya. Ia
memutuskan untuk memulai dari nol. Berpura-pura menjadi rakyat biasa, berbaur
dengan masyarakat, menyaksikan penderitaan masyarakat, hingga akhirnya jiwa
kepemimpinannya mendewasa.
Pangeran Mahkota yang cakep nan tampan nan rupawan
ini juga membuat seorang wanita begitu jatuh cinta padanya, Hwa Gun, yang tidak
lain adalah cucu Dae Mok Eorishin sendiri. Bagaimanakah akhir cerita cinta
antara Pangeran Mahkota, Han Ga Eun, Lee Sun, dan Hwa Gun? Apakah Pangeran
Mahkota berhasil memusnahkan Kelompok Pyunsoo? Apakah ia sanggup menjadi Raja
masa depan dengan mental yang siap? Di sinilah semua konflik mulai berbaur
menjadi satu dan cukup mampu membuatmu geram, haru, bahagia, sedih.
Untuk
saya sendiri, saya memberi nilai 4.7 dari 5.0. Loh, 0.3 nya ke mana?
Drama
ini DAEBAK!!! Penulisnya luar biasa
mampu memukau dengan alurnya yang macem-macem, awal-awal episodenya disuguhin
melodrama yang menguras air mata, setelahnya adalah tentang perjuangan. Tapi..
tapi... tapi kok rasanya Pangeran Mahkota dan Han Ga Eun malah menye-menye
banget ya? Mentalnya diatur sedemikian rupa sehingga rasanya mereka terlihat
lemah. Dikit-dikit nangis, dikit-dikit sedih. Duh! But, it’s okay, untung Abang Seung Ho ganteng. Alisnya tebal,
matanya kalau senyum kelihatan hilang, kulitnya warna sempurna (bagi saya),
tingginya pas (di mata saya), tatapannya teduh, senyumnya bikin khilaf.
Benar-benar lelaki idamannya Lisyah banget! Duh, Bang! Aku relaaa time travel ke era Joseon buat ketemu
kamu. *ditimpukin sampah sama pembaca*
Turn back, ya! Kim So Hyun juga sama menye-menyenya. Rasanya
akting Kim So Hyun yang luar biasa daebak
banget selama ini jadi sia-sia. Hwa
Gun malah kelihatan lebih banyak berkorban untuk Pangetan Mahkota.
Drama
ini juga banyak qoutes kerennya sih!
Tapi Lisyah tidak banyak screenshoot
soalnya kalau nonton malah ngalir terus, tidak ingin diganggu, dan alur
dramanya juga lumayan jago nyeret untuk terus ditonton hingga habis.
Satu
yang Lisyah suka juga adalah sikap Pangeran Mahkota setiap diberi pilihan untuk
setiap tindakannya. Ia memikirkannya hati-hati, ia memikirkannya tidak dengan
mengondisikan kedudukannya, tetapi ia memikirkannya dengan rasa perhatian penuh
terhadap seluruh rakatnya. Ia merakyat, ia berani terjun langsung ke lapangan
untuk tahu kondisi rakyatnya, ia berani mengambil tindakan berbahaya untuk
melindungi rakyatnya. Baginya, tak peduli apa, ia adalah Pangeran Mahkota yang
kelak menjadi Raja, maka ia mengambil keputusan untuk kebahagiaan dan
kemakmuran rakyatnya. Seperti inilah pemimpin yang seharusnya. Bagi Lisyah,
pemimpin adalah pemikir sempurna yang berupaya memakmurkan rakyatnya.
Walaupun
Kim So Hyun a.k.a Han Ga Eun kadang menye-menye, tapi ia juga menggambarkan
watak yang berani membimbing rakyat yang kesulitan karena ulah Kelompok
Pyunsoo. Ia membawakan karakter yang bisa diandalkan oleh orang lain.
Endingnya
juga suka, happy ending plus-plus. Feel bahagianya dapet, kecuali untuk Lee
Sun dan Hwa Gun. Bagi mereka berdua, cinta adalah tentang pengorbanan.
2. Quotesnya Dae Mok Eorishin
-
“Secerdas apapun seseorang, saat mempunyai sesuatu
untuk disembunyikan, mereka menjadi bodoh.”
-
“Jika sungguh menginginkan sesuatu, kau harus
berusaha sendiri untuk meweujudkannya. Jangan mengandalkan orang lain untuk
menggapainya. Hal yang mudah didapat akan mudah juga terlepas, sebab tidak
sepenuhnya usahamu.”
Nonton scenes di atas, saya bahkan tanpa sadar manggut-manggut membenarkan perkatannya. Dae Mok Eorishin ini, perkataannya kadang benar, orangnya saja yang kurang benar.
Lisyah suka sekali quote keduanya. Kita harus selalu harus berusaha meraih apa yang
ingin kita raih dengan cucuran keringat sendiri. Upaya sendiri. Usaha sendiri.
So, jangan
lewatkan drama ini, Guys! Ini wajib masuk dalam watchlist-mu.
0 Komentar