Malam Minggu dan Nelangsa Para Jomblo

Kontroversi malam minggu selalu dan akan melulu hanya tentang nelangsa para jomblo. Yuppi, para jomblo yang udah mandi, berpakaian rapi, memperbaiki penampilan, semprat-semprot pewangi alias parfum, kemudian duduk, diam, dan merenung karena gak punya gandengan buat malam mingguan.

Duh, miris ya! Lisyah bukan sebagai salah satu jomblo miris diatas, tetapi untuk mendalami peran sebagai jomblo senior akut yang telah empat tahun sendiri, Lisyah lagi pengen bahas hal-hal yang berkaitan dengan jomblowan dan jomblowati sekalian. *langsung muter Sudah Terlalu Lama sendiri-nya Kunto Aji*. Para jomblo yang terhormat, berhentilah menyiksa diri dengan terlalu merasa bahwa 'sendiri' itu adalah bentuk kemerasaan diri sebagai ketidakpantasan bersama seseorang, bentuk keterlalusepian seseorang, bentuk kesalahan me-mindset sel-sel otak bahwa bahagia itu harus dalam status 'menjalin hubungan (dengan yang belum tentu jodoh)'!

Bentuk kemerasaan diri sebagai ketidakpantasan bersama seseorang hanya ada ketika kamu merasa belum 'cukup' atas segala hal yang melekat pada seseorang yang ingin kau bersamai. Mengapa 'cukup'? Karena dengan 'cukup' kau bisa merasa imbang. Cukup artinya tak kurang juga tak lebih. 'Cukup' berarti tolok ukur minimal. Dengan 'cukup' kamu akan merasa sama, dan merasa pantas. Meski sebenarnya alangkah baik jika itu menjadi. 'lebih dari sekadar cukup'. Sudah kubilangkan, 'cukup' adalah sebagai tolok ukur minimal?

Selanjutnya, bentuk keterlalusepian ada ketika kamu tidak memerhatikan keramaian yang ada di sekelilingmu *yaiyalah* -,- Sepimu sebenarnya tak perlu ada jika hangatnya berada di lingkungan keluarga kamu rasakan. Sepimu juga sebenarnya tak perlu ada jika seru-seruan, gila-gilaan, dan baper-baperan ketika berkumpul bersama teman-teman kamu lakukan. Sebab perasaan sedih atau bahkan rasa bahagia jika hanya kamu merasa sendiri yang merasakannya adalah sebenar-benarnya dari definisi rasa sepi.

Terakhir, bentuk kesalahan me-mindset sel-sel otak bahwa bahagia itu harus dalam status 'menjalin hubungan'. Emang iya bahagia itu harus (bareng) pacar?  Analoginya seperti 'emang iya cantik itu harus (berkulit) putih?'. Padahal tiap orang punya versinya masing-masing. Punya tolok ukurnya masing-masing, termasuk definisi dari bahagia. Kamu hanya perlu mencari letak bahagiamu yang lain; di mana, bagaimana, dan seperti apa.

Jadi, kamu hanya perlu menghilangkan mindermu dengan mencukupkan diri, melenyapkan rasa sepimu dengan berbaur bersama orang-orang di sekelilingmu, dan me-reset mindset-mu bahwa bahagia itu gak harus pacar.

Terima kasih karena telah membaca postingan acak-adut dari jomblo senior akut yang tetap berbahagia ini.

Posting Komentar

2 Komentar