Dipatahkan untuk Diselamatkan

Hampir semua orang pernah mendengar kutipan ini:
"Terkadang untuk menyelamatkan hatimu dari cinta yang salah, Tuhan mematahkan hatimu"

Kamu pernah merasakannya? Berakhir pada cinta yang menurutmu sudah sebagai potongan puzzle terakhir untuk menyempurnakan hatimu, juga hidupmu. Nyatanya tak demikian.

Kamu merasa segalanya menjadi sia-sia. Waktu yang kamu habiskan bersamanya, perasaan yang telah sepenuhnya mencintai, pengorbanan yang telah kamu perjuangkan mati-matian. Kamu merasa sudah kehilangan segalanya.

Bersamanya, bagimu adalah sebuah hal yang sudah mutlak terjadi. Sudah menjadi sebuah ketetapan yang telah digariskan dengan sempurna. Hingga nanti, hingga mati.

Lalu, pada akhirnya tangan takdir menghempas keras. Menghembuskan deretan angin pada potongan puzzle terakhirmu; ia. Kamu dan ia, mau tak mau harus berakhir. Kamu dan ia telah dipisahkan dengan paksa oleh semesta.

Waktu berlalu. Tidak banyak yang berubah. Salah satu yang tak berubah adalah perasaanmu. Dalam hatimu, seseorang itu masih hidup. Dan tepat hari itu, kau tanpa sengaja bertemu dengannya. Kakimu tanpa sadar berjalan menujunya. Kamu hampir saja merasa tak kuat bertumpu pada kakimu sendiri lagi, sebab pada saat itu juga ada satu rahasia besar nan gelap yang selama ini kamu tak tahu tentang ia yang masih saja kamu cintai itu. Kamu terperanjat, terpaku, terdiam.

Hari itu, kamu menyadari satu hal. Bahwa sebuah kutipan tidak hanya tertulis saja. Tuhan menyelamatkanmu hari itu dari sebuah cinta yang salah.

Posting Komentar

0 Komentar