Abaikan Saja!

Apa kabar kamu?
Apakah kau tak merasa sepi sejak kuputuskan untuk tidak lagi mengabarimu?

Sebenarnya, aku begitu ingin mengganggumu lagi. Sekadar bercakap denganmu -- lima belas menit saja untuk setiap hari. Aku ingin menyita waktu lima belas menit dari seribu empat ratus empat puluh menit yang kau miliki setiap harinya. Lima belas menit saja.

Hari ini, aku lagi-lagi tidak menjadi aku yang kuat. Kurasa kuat yang susah payah kutampung akhirnya meledak. Topeng-topeng senyum yang sengaja kukumpulkan terbang bertebaran.

Aku harus bagaimana? Harus bagaimana? Apa kuhubungi kau saja seperti dulu? Kau mau tahu salah satu rahasia besar yang kumiliki? Bercakap denganmu aku bisa melakukan dua hal bertentangan secara bersamaan. Dalam waktu yang sama, aku bisa menangis sambil tersenyum. Meski dalam percakapan kita, aku tak pernah menceritakan segala hal sedih. Meski dalam percakapan kita kau tak pernah menenangkanku. Melakukan percakapan denganmu membuatku mampu tersenyum meski sedang dalam keadaan menangis.

Lantas aku harus bagaimana? Aku ingin sekali menghubungimu, tetapi aku tak bisa. Aku begitu ingin berjuang lagi hingga akhir untuk kembali bersamamu. Aku bahkan sudah sangat, begitu, terlalu, benar-benar merindukanmu hingga ingin gila rasanya. Aku ingin sekali lagi memperjuangkanmu hingga darahku terkuras habis. Aku ingin sekali lagi berada di sisimu meski aku tahu aku akan terluka lagi, tetapi aku tak bisa. Aku ingin sekali lagi berkeras kepala tetap bertahan di sampingmu, meski mungkin kau akan mendorongku jauh. Aku ingin sekali melakukan segalanya, tetapi aku tak sanggup.

Aku tak sanggup jika pada akhirnya tanpa sengaja aku akan bercerita segala hal sulit yang kulalui dan kau juga turut menderita karenanya. Aku tak ingin kau tahu segala alasan sedih yang kulalui. Aku tak ingin kau juga terluka, meski sebenarnya aku penuh sesak menahan segalanya sendirian.

Maka, jika tanpa sengaja aku mengirimimu pesan panjang lagi yang berisi pikiran gila tentang kebersamaan kita, abaikan saja! Abaikan saja aku! Sebab jika tidak, aku mungkin akan kehilangan kendali, menghambur ke arahmu dan memperjuangkanmu mati-matian.

Kau sudah pahamkan?

Posting Komentar

0 Komentar