Terima Kasih Pernah Mencintaiku

Aku pernah merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia. Sebab ia yang pernah singgah memberiku cinta penuh-penuh. Hanya aku. Ia takut melukaiku. Jika aku terluka ia meminta maaf hingga menangis di depanku. Bahkan atas kesalahan yang sebenarnya dilakukan olehku.

Aku pernah menjadi perempuan yang seolah memiliki segalanya di dunia ini. Diperhatikan penuh-penuh. Dikhawatirkan sungguh-sungguh. Jika aku belum memejamkan mata hingga larut malam, ia akan ikut; menemaniku. Meski esoknya, pagi-pagi, ia harus melakukan praktik laboratorium.

Aku pernah menjadi perempuan yang menyadari diri tersenyum-senyum sendiri karena dicemburui begitu buta. Melihatnya seharian murung dan merasa rendah diri atas aku. Ia hanya tak tahu, bahwa harusnya aku yang merasa demikian.

Aku pernah menjadi perempuan yang tahu bagaimana pedihnya mencintai; kehilangan. Itu adalah konsekuensi bahagia dari mencintai. Seperti hidup yang sebulan penuh ditemani oleh tebaran bintang di langit dengan kerlap-kerlip warna-warninya, lalu esoknya langit menjelma polos, hitam, pekat. Seperti itu rasanya kehilangan.

Setidaknya, aku pernah dicintaimu dan itu membahagiakan. Terima kasih karena pernah mencintaiku. Terima kasih karena pernah singgah dalam duniaku. Dunia yang dulu ada kamu, aku bersyukur pernah ada.

Posting Komentar

0 Komentar