Suatu Waktu

Suatu waktu, aku mungkin akan melukaimu lagi. Mungkin akan lebih besar dari luka yang pernah ada. Aku mungkin tanpa sadar membelah dadamu, mengiris jantungmu, mengoyak hatimu. Tanpa sadar, aku mungkin akan berkata bak sebuah pedang tajam padamu. Menyinggungmu sedikit, kau akan berdarah. Mungkin saja. Suatu waktu.

Suatu waktu, aku mungkin akan menjadi keras kepala padamu, menjadi tidak sabaran, menjadi sangat mengesalkan. Kau mungkin sangat merasa ingin meninggalkanku. Lalu, kau akan menyesal mengapa tidak sedari dulu kau pergi? Padahal kau punya sangat banyak waktu memahami sisi hitam dan putihku. Kau mungkin berpikir untuk pergi saja, tetapi hati kecilmu masih tetap ingin tinggal.

Suatu waktu, aku mungkin akan menjadi perempuan jahat. Kau mungkin akan mengutukku. Ketika sedang lelah dan banyak pikiran, aku akan mengabaikanmu. Ketika sedang banyak beban yang berkeliling dalam kepala, suatu waktu aku mungkin akan bercakap denganmu seperti biasa, tanpa intonasi kesal, tanpa cuek bebek, juga masih dengan kalimat panjang yang diikuti oleh emoji. Lalu setelahnya aku akan mengabaikanmu dan pergi tanpa pamit. Aku memang seperti ini. Aku memang sebegini egoisnya. Aku ingin kau mengerti aku, tetapi tak pernah kugerakkan diri untuk mengertimu. Suatu waktu aku akan seperti itu.

Aku hanya ingin kau sedikit paham. Suatu waktu hal-hal seperti itu akan terjadi. Suatu waktu, jika aku menghilang, carilah aku di tempat yang mana kau pikir bisa menemukanku. Jika kau mulai muak dan menyerah, kau boleh benar-benar beranjak. Suatu waktu, aku juga bahkan bisa menekan egoku untuk bahagiamu.

Posting Komentar

0 Komentar