Karena Perpisahan....

Sebelum memutuskan untuk hadir dalam kehidupan seseorang, kita lebih sering melupakan satu hal. 'Kehadiran akan selalu meninggalkan bekas'. Kurasa seperti itu. Entah bekas yang berupa ukiran senyum mengembang, atau bahkan lengkungan bibir yang berarah turun. Kurasa setiap orang perlu mengingat tujuan dirinya melangkahkan kaki dalam kehidupan seseorang. Apakah untuk menetap atau hanya sebagai persinggahan.

Dalam hidup, selalu ada pepatah yang telah tercantum kuat-kuat, 'setiap pertemuan pasti akan menemui perpisahan'. Bukankah Tuhan selalu menciptakan sesuatu berpasang-pasangan? Senyum dan murung, sendiri dan bersama, datang dan pergi. Ini adalah aturan hidup-Nya. Sama seperti aku dan kamu dalam duniaku. Aku dan kamu.

Aku dan kamu. Aku bahkan lupa, bahwa kamu telah lupa kebersamaan itu. Aku bahkan tak menyadari bahwa kamu tak sadar ada aku dalam kehidupanmu dulu. Aku bahkan tak mau tahu bahwa kamu tak mau tahu kita pernah ada dalam kisah yang indah bagiku. Ah, aku bahkan mengingkari kata hatiku sendiri bahwa kamu selalu berusaha mengingkari bahwa kita pernah saling bergenggaman, menengadah, membusungkan dada, dan berkata bahwa badai takkan mampu memisahkan tautan jemari kita.

Aku dan kamu. Sepertinya kita benar-benar lupa bahwa 'Setiap pertemuan pasti akan menemui perpisahan'. Cepat atau lambat. Perpisahan yang meski kau tak ingin jumpai, perpisahan yang meski tak ingin kau rasakan. Karena sekali saja ia datang untuk mengetuk kau bahkan sudah menggigil. Karena perpisahan sama sekali tak memiliki nurani, meski kau memohon dan bertekuk lutut kepadanya; sia-sia.

Aku dan kamu. Entah untuk tulisan yang kepuluh berapa lagi. Kurasa aku benar-benar letih untuk menulis semua tentang perasaan yang tak ingin kamu pergi. Perasaan yang ingin kau kembali. Aku ingin kau kembali. Karena setiap perpisahan pasti berujung dengan rasa kehilangan.

Posting Komentar

0 Komentar