HUJANPUN TURUN (LAGI)

Hai hujan,
kaupun turun lagi,
tanpa basa-basi,
tanpa jeda, tanpa permisi
ah ya,
serupa yang lalu,
kau selalu mengingatkanku akan luka,
akan kenangan,
akan gurat kesedihan,
akan hangat percakapan manis,
: yang ia tinggalkan
dan yang tersisa saat ini,
adalah doa untuk tetap bertahan dalam segala duka,
dalam segala ketidaktenangan masa depan,
dalam segala kebimbangan,
dalam segala kesengsaraan perasaan
dan hujan,
aku memujamu,
walau segala kenangan tentangnya muncul bersamaan dengan hadirmu,
walau segala rasa sakit berkelebat hebat saat kau turun deras di depan halaman rumahku,
walau segala yang kuingin buang selalu bersisa perih saat memandangmu dari jendelaku,
walau apapun itu,
aku menyanjungi hadirmu

Posting Komentar

0 Komentar