Sebulan Kurang 3 Hari

Sebulan kurang 3 hari telah berlalu, saat aku melakukan hal yang benar-benar bodoh. Entah apa yang membuatku kalut seperti ini. Aku tak begitu yakin bahwa cintaku memang benar-benar sepenuhnya untuknya karena hal bodoh yang kulakukan tanpa tersadar itu. Namun mengapa aku hingga serapuh dan sekalut ini? Merasa begitu kehilangan. Bukankah merasakan sebuah kehilangan seseorang itu berarti bahwa seseorang itu penting bagi kita?

Sebulan kurang 3 hari telah berlalu, ketika aku mulai menjadi seseorang yang luntang-lantung karena merasa bersalah sepenuhnya. Hah, merasa bersalah ternyata juga mampu memecahkan beberapa keping mozaik hati.

Sebulan kurang 3 hari telah berlalu, ketika aku mulai merasa cemburu, kesal, marah, dan menyesal membaca keakrabannya bersama perempuan lain di jejaring sosial bernamakan Facebook. Perasaan-perasaan itu berkecamuk dalam dada saya. Mungkin pepatah yang mengatakan bahwa "kau akan merasakan betapa berharganya seseorang bagi kamu, ketika kamu mulai kehilangannya" sedang diterapkan Tuhan dalam hidupku kini.

Sebulan kurang 3 hari telah berlalu, saat dimana aku masih bisa merasakan canda bersamanya, disms tengah malam, dan kini semua menghilang hingga aku hanya mampu melihatnya sebatas punggungnya saja.

Sebulan kurang 3 hari telah berlalu, dan kini aku (begitupun dia) menjadi orang asing sekarang. Tak ada tegur sapa, tak ada lagi pesannya muncul dalam kotak chat Facebook, tak ada mention di Twitter darinya, dan harus kuakui, aku merindunya.

Sebulan kurang 3 hari telah berlalu, dan selama itu, aku tak berhenti berkata dan menggerutu juga mengutuk diri sendiri. BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! BODOH! Sudah sebanyak itu, aku masih belum puas mengatai diriku sendiri.

Sebulan kurang 3 hari telah berlalu, dan aku masih belum bisa melupakan kata terakhirmu. "KAMU MEMANG BERBAKAT MENGECEWAKAN HATI SESEORANG". Sejahat itukah, sekurang-berperasaan itukah aku dalam bingkai matamu? Dalam terawang kacamatamu? Kupikir kata cinta dan sayangmu selama ini berarti bahwa kamu telah benar-benar mengerti seperti apa aku sebenarnya. Nyatanya cintamu belum cukup dewasa, itu hanya sebatas perasaan semu yang anak kecil bahkan memilikinya. Cinta tanpa pengertian, sayang tanpa sebuah penantian dan kasabaran.

Hari ini, tepat sebulan kurang 3 hari. Aku dan kamu; Kita sudah mulai tahu perasaan masing-masing. Cintamu tak cukup kuat, dan aku masih di sini dengan napas yang tersisa setengahnya. Semoga kamu masih menjaga napasku yang kutitip separuhnya untukmu. Semoga aku adalah orang yang terakhir membuatmu kecewa.

Hari ini, tepat sebulan kurang 3 hari. Lalu, besok, besok, dan besoknya lagi adalah tepat sebulannya. Izinkan aku merayakan pecahnya mozaik-mozaik hatiku. Perihnya berkali-kali memohon maaf tapi diacuhkan, Nyerinya mengharap maaf tapi tak kunjung menemui, dan Ngilunya melihat canda pekatmu bersama orang-orang yang bukan aku. Ini bukan ngilu, perih, nyeri yang sebatas itu saja. Semoga kamu memahami itu.


Demi kamu, aku rela menahan jemariku mengetik keypad ENTER dalam chatbox Facebook untukmu meski kata-kata itu telah kususun serapi dan sedetail mungkin. Hanya karena aku tahu hadirku hanya akan menghancurkan harimu. Bukankah bagimu aku hanya Si Pengacau yang daatang mengganggu ketenangan hatimu, Si Pengganggu sitem kenyamananmu.

Untukmu, yang..
Terang saja kucintai dengan sangat dalam.
Sudah pasti namanya kusematkan dalam tengadah tanganku dalam percakapan panjangku bersama Tuhan..
Tanpa ragu kupanggil Tuan.
Diam-diam selalu mengukir sesal yang teramat dalam kepala.
Dan untukmu yang tak menyisakan ruang untuk orang lain di hatiku; KAMU.

AKU RINDU..


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Yg sabar yah peri hujan, semua ini merupakan potongan-potongan kisah yang telah disiapkan sebagai pembelajaran dalam hidupmu

    BalasHapus