Kau, Berhentilah

Kau...
Berhentilah menghilang agar tak terlihat olehku! Aku tak akan lagi mencarimu. Tak akan lagi kubuka-tutup-buka-tutup kolom pesan yang kukirim padamu hanya untuk mengecek kausudah membacanya atau belum.

Kau...
Berhentilah menjadi pecundang yang lari sebab takut melukaiku. Aku tidak akan lagi meminta kedatanganmu. Tak akan lagi kuharapkan hadirmu pada setiap waktu-waktu berharga dalam hidupku (yang kuharap kauada di dalamnya).

Kau...
Berhentilah bersikap seolah mencintaiku, padahal kau tidak. Aku tidak akan lagi berharap agar kaucintai. Tak akan lagi kukatakan bahwa aku ingin kita seperti dulu. Sebab kini, aku sudah tahu jawabannya.

Kau...
Berhentilah untuk terus menyakiti dan membuatku menangisimu seperti ini. Aku akan berhenti saja. Sebab kauternyata menjadi seketerlaluan ini mengecewakanku.

Bukan karena kau tak hadir, aku tak pernah memaksa. Hanya saja, hilangmu (yang sengaja) membuatku merasa sama sekali tak berharga. Kau yang menghilang tanpa aba-aba dan tanpa ucapan apapun, membuatku terlalu luka.

Padahal kau tidak tahu, betapa cemasnya aku terhadapmu, betapa berat hari itu kulalui. Kautidak tahu betapa pikiran cemasku tentang hari berat itu, sebenarnya hanya tertuju pada satu kecemasan dan satu orang saja.

Kau...
Berhentilah membuatku seterluka ini, semenangis ini! Aku tidak akan meminta penjelasanmu lagi seperti yang selalu kulakukan. Dan kaubisa pergi tanpa penjelasan apapun padaku seperti yang selalu kaulakukan.

Posting Komentar

0 Komentar