Terima Kasih untuk Hari Itu.

Aku melihat banyak orang yang berbahagia hari ini. Kebahagiaan yang sebelumnya pernah kulalui. Lalu, tiba-tiba aku merasa banyak bersyukur atas rasa bahagiaku hari itu.

Hari itu, kautak datang. Sama sekali tidak bisa karena pekerjaanmu yang waktunya benar-benar bertabrakan. Meskipun, aku memintamu datang, jika seandainya kaumengiyakan, pada akhirnya aku akan melarang kedatanganmu. Ada yang lebih penting daripada kehadiranmu di sisiku; ialah rasa khawatirku. Aku tidak mau kaumenempuh perjalanan jauh untuk kebahagiaan kecil itu.

Maka kaumau tahu salah satu rasa syukur paling hebat yang kurasakan kala itu? Sekalipun kautak di sisiku, aku masih tetap punya kamu. Doa-doamu---yang alhamdulillah---diijabah oleh Allah swt kala itu. Kalimat-kalimat penyemangat yang kauberi hingga larut malam. Kalimat-kalimat penenang yang mampu meredam segala rasa khawatirku akan hari itu. Perhatian-perhatian kecil yang membuatku merasa istimewa.

Semua itu adalah bentuk kesyukuran. Segala hal sulit itu kulalui dengan mudah dengan keberadaanmu. Ah, tidak. Yang lebih tepat adalah sebab aku tahu, sekalipun kita tidak bersatu, kau tetap di sisi. Segalanya menjadi mudah sebab aku punya kamu. Setidaknya, untuk saat itu.

Terima kasih telah mendoakan, menyemangati, juga memperhatikan. Maafkan aku sebab hingga saat ini aku hanya selalu menjadi yang menerima. Akan tiba waktunya aku akan datang memberi banyak hal tanpa perlu menimbang terlalu lama---atau justru kini sudah sangat terlambat.

Posting Komentar

0 Komentar