Kesan Menonton Film Korea On Your Wedding Day

Baru saja menyelesaikan film On Your Wedding Day.


Endingnya nyeess
Berkisah tentang sepasang anak pindahan dari sekolah yang berbeda, yang berakhir dekat dengan alur smooth banget.

Mereka sering bolos sekolah bersama, menghabiskan waktu berdua bersama, hingga saling menguatkan bersama. Mereka tahu mereka saling memiliki perasaan terhadap satu sama lain, tetapi selalu tak bisa bersama. Sebab pewaktuan yang tidak tepat dan sebuah kesalahan (besar).

Perpisahan pertama sebab masalah keluarga yang dialami oleh Seung Hee. Lalu mereka bertemu lagi di masa perkuliahan. Sebenarnya, bukan kebetulan. Woo Yeon yg saat SMA kerjaannya hanya saling keroyok dan malas belajar, menjadi bekerja keras untuk belajar agar bisa kuliah di tempat yang sama dengan Seung Hee.

Seung Hee mengambil jurusan Desainer dan Woo Yeon mengambil jurusan Pendidikan Jasmani. Namun meski dengan perasaan yang sama, mereka tidak bisa bersama lagi. Seung Hee telanjur memiliki kekasih. Iya, Woo Yeon lupa sebuah kemungkinan besar; bisa saja Seung Hee sudah memiliki kekasih.

Demi menghidupi dirinya, Seung Hee yang awalnya memiliki impian menjadi desainer pakaian harus merelakan impiannya itu. Ia bekerja paruh waktu sebagai model. Lalu karena harus syuting di lokasi yang cukup jauh, secara kebetulan, Woo Yeon yang mengantarnya. Kekasih Woo Yeon tahu bahwa Woo Yeon dan cinta pertamanya, Seung Hee, kembali bertemu. Pada akhirnya ia meminta agar hubungannya berakhir saja.

Yeessss!
Akhirnya, mereka sudah sama-sama jomlo. Dan akhirnya lagi, mereka bersatu. Bersama. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama. Ah, tetapi ada sebuah cerita sebelum bersatunya mereka.

Setelah putus, Seung Hee tidak langsung menerima Woo Yeon. Woo Yeon memohon kepada Seung Hee yang saat itu sedang syuting iklan di depan sebuah gedung tinggi. Tiba-tiba sebuah rangka display iklan jatuh dari atap gedung, hampir menimpa Seung Hee, namun diselamatkan oleh Woo Yeon. Woo Yeon terluka dan otot-otot punggungnya mengalami kerusakan.

Celaka!
Padahal Woo Yeon bercita-cita menjadi seorang guru olahraga. Seung Hee merasa bersalah. Lebih dari itu, sebenarnya ia lebih banyak khawatirnya terhadap Woo Yeon.
Lalu lagi-lagi dengan alur yang smooth, mereka bersatu untuk beberapa waktu yang terbilang lama. Mereka luar biasa manis saat bersama. Hubungan yang seolah ditaburi gula setiap harinya.

Sepanjang kebersamaan mereka, tiba-tiba ayah Seung Hee meninggal. Sementara itu, Woo Yeon tidak sekalipun berhasil diterima setelah melamar pekerjaan sana-sini. Sebab cedera punggungnya saat kecelakaan itu. Pikiran Woo Yeon menjadi kacau, hingga berpikir begitu bodoh. Ia takut jika merasa menyesal bertemu dengan Seung Hee.

Menurutnya, cedera punggungnya tidak akan terjadi jika ia tak bertemu Seung Hee. Menurutnya, Seung Hee-lah penyebab ia tidak bisa mendapat pekerjaan. Seung Hee diam-diam mendengar pembicaraan Woo Yeon dengan temannya yang membahas hal itu.

Seung Hee terluka. Ia kecewa. Ayahnya juga selalu mengatakan itu saat marah kepada ibunya. Sebuah luka traumatis dari orang tuanya yang pada akhirnya ia alami sendiri. Seung Hee akhirnya menangis dan meminta berpisah dari Woo Yeon.

Setelah hubungan mereka kandas, Seung Hee ditawari untuk belajar mengenai desain lagi di Belgia selama tiga tahun. Ia pergi. Benar-benar pergi meninggalkan Woo Yeon.

Tiga tahun berlalu, Seung Hee sengaja datang menemui Woo Yeon di sekolah. Woo Yeon sudah menjadi seorang guru olahraga. Selama tiga tahun tersebut, Woo Yeon menunggunya. Benar-benar tak berpaling kepada siapa pun.

Sayangnya, kedatangan Seung Hee tidak memberi kabar baik bagi kesehatan hati Woo Yeon. Seung Hee datang untuk memberitahukan kepada Woo Yeon bahwa ia akan menikah bersama seseorang yang ia temui di Belgia.

Itu pedih. Pedih luar biasa. Woo Yeon pura-pura tersenyum, pura-pura tertawa, pura-pura mendoakan kebahagiaan Seung Hee, pura-pura tidak terluka. Hatinya terluka luar biasa. Ia kacau. Seseorang yg begitu ia cintai, yg begitu ia nanti kepulangannya akan hidup bersama org lain. Bukan dia, tapi orang lain.

Hidupnya menjadi kacau. Terlalu kacau, hingga di kepalanya berputar alasan-alasan ia tidak pantas membersamai Seung Hee. Antara enggan dan ingin. Ia sulit memutuskan menghadiri pesta pernikahan Seung Hee. Pada akhirnya, ia memutuskan datang. Tetapi sekadar yang kumaksud itulah yang sebenarnya menjadi bagian inti dari film ini.

Di hari pernikahan itu, Woo Yeon meminta maaf juga berterima kasih kepada Seung Hee. Meminta maaf karena mengatakan bahwa ia menyesal takdir mempertemukannya dengan Seung Hee. Berterima kasih karena sebenarnya Seung Hee-lah alasan ia bisa menjadi seorang guru. Menjadi seseorang yang bisa meraih impiannya.

Untuk bertemu Seung Hee, Woo Yeon bertekad melanjutkan pendidikannya. Seung Hee-lah alasan ia bertekad belajar di perguruan tinggi. Oleh sebabnya, ia sadar. Bahwa lebih dari menyesal bertemu Seung Hee, ia bersyukur. Seung Hee adalah alasan ia menjadi ia yang sekarang.

Setidaknya Seung Hee tidak lagi merasa terluka sedalam dulu oleh Woo Yeon. Setidaknya mereka sudah saling mengetahui perasaannya masing-masing.  Meskipun sangat terlambat. Hari itu, Seung Hee tetap melanjutkan pernikahannya dengan seseorang yang ia temui di Belgia.

Film ini sad or happy ending?

Menurutku, ini happy ending. Why?
Cinta seindah apapun kadang memang tak bisa bersama. Perasaan seindah apapun kadang memang tak bisa bersatu. Tidak bersatu tidak berarti tidak bahagia. Kadang lebih baik tidak bersama agar rasa bahagia diraih masing-masing hati; atau setidaknya salah satunya.

Perasaan menyesal Woo Yeon karena ditakdirkan bertemu Seung Hee adalah kesalahan terbesar. Ia menyalahkan Seung Hee atas pilihan hidupnya sendiri. Ia tak merasa bersyukur memiliki Seung Hee. Ia melakukan kesalah fatal. 

Woo Yeon lupa satu hal paling utama;
Tidak ada yang lebih baik daripada bertemu orang yang tepat. Tidak ada yang lebih buruk daripada menyakiti orang yang paling mencintai dan kita cintai.

Film ini happy ending.
Seung Hee bahagia dengan lelaki yang bersyukur memilikinya dan Woo Yeon belajar hal besar dari kandasnya hubungan mereka.

Posting Komentar

0 Komentar