Padamu, Aku Takut Jatuh.

Aku sudah sampai pada titik di mana takut jatuh cinta lagi dalam hidup. Pada siapapun; termasuk padamu (lagi).

Akhir-akhir ini, ponselku tidak berdering sesering biasanya. Aku kini menjadi abai pada semua orang yang mungkin saja adalah kandidat-kandidat masa depan dalam hidupku. Aku tidak lagi sering meluangkan waktuku untuk membalas pesan-pesan masuk berisi sapaan atau perhatian-perhatian yang entah mengapa rasanya membuatku semakin takut.

Jatuh cinta padamu (lagi) bahkan jauh lebih menakutkan daripada jatuh pada orang lain. Jatuh pada orang yang sama lebih dari sekali, nyatanya menakutkan. Di kepalaku ada banyak kesalahan-kesalahanku yang berotasi. Lalu, luka-luka sebabmu juga bergabung bersama mereka. Membuatku semakin takut. Membuatku semakin berupaya menahan diri.

Sayangnya, waktu mengkhianatiku. Lama saling mengenal, pada akhirnya menjadikan aku yang sebenarnya aku di depanmu. Pada akhirnya, waktu menggerus satu benih menyanyangi paling menakutkan; kenyamanan. Padahal, telah kutahan diriku kuat-kuat agar tidak menunjukkan aku yang sebenarnya aku di depanmu. Hanya agar kita menjadi bersekat. Hanya agar kesalahan-kesalahan kita tidak terulang. Namun, aku lengah. Kau dan waktu adalah magnet perekat kenyamanan.

Kau mau tahu apa hal yang paling kutakutkan dari merasa nyaman? Aku takut menjadi sulit terlepas lagi dari jeratan kenangan masa lalu. Aku takut jika melalui banyak waktu denganmu membuatku sering memikirkanmu. Aku takut pikiranku tidak bisa keluar dari lingkaran kenangan pahit yang dikawal oleh seribu kamu. Aku takut jatuh cinta lagi padamu untuk dijadikan seseorang paling patah sebab pernah mematahkanmu sekali. Aku takut jika meski bersamamu pun, aku masih belum bisa merawat patahmu hingga menyembuhkannya sendiri. Aku juga takut, jika perihku (yang sebabmu) belum sepenuhnya kering malah akan kau taburi garam lagi.

Aku sungguh takut jatuh cinta lagi; terlebih padamu. Ternyata, yang pernah kita cintai dengan sungguh teramat juga mampu menjadi yang paling kita takutkan untuk kembali dicintai.

Posting Komentar

0 Komentar