Hujan yang Reda

"Cintaku padamu selebat hujan. Dan hujan juga bisa reda." (Tumblr: Kujagabulanbersinaruntukmu)

Senja kali ini turun hujan. Lebat. Amat lebat. Seperti perasaanku, di masa lalu.

Pernah kucintai kau sejadi-jadinya cinta. Menghujanimu dengan cinta yang kupikir tidak akan pernah berakhir. Hingga aku menjadikan hujan itu lebat, mengguyurmu hingga basah kuyup oleh perasaanku. Kuyakinkan pada perasaanku, terus-menerus, selalu, akan terus kucintai kau seperti hujan lebat yang turun saat senja pertama bersamamu.

Dulu, perasaanku adalah metafora hujan lebat. Sebagai hujan lebat yang seolah enggan berhenti jatuh. Sebagai tetesan-tetesan air raksasa yang jatuh sedikit lebih lambat dari gesitnya kilat.

Kupikir, karena hujan adalah gambaran perasaanku, maka ia takkan pernah berhenti jatuh dari langit. Nyatanya, tak demikian. Nyatanya, hujan juga bisa reda. Perasaanku menggenang pada setiap tanah yang cekung. Lalu, turut melesap ke dalam tanah, hingga akhirnya tidak kutemukan di mana-mana lagi.

Posting Komentar

0 Komentar