Lagi, Mimpi Tentangmu

Hey, Tuan.
Kali ini, aku akan kembali menyapamu dengan sebuah tanya, "bagaimana kabarmu?" Maaf jika aku hanya mampu menyapamu di sini. Sebab menyapamu lebih dulu secara langsung, sepertinya bukan aku. Ah, maksudku. Aku takut sikap dinginmu lebih dulu sampai daripada dinginnya rintik hujan yang mengetuk pada jendela kamarku.

Kali ini, akan kuceritakan sedikit lagi, tentang aku, tentang kamu, tentang kita.

Semalam, aku bermimpi. Buruk sekali, Tuan. Benar-benar buruk hingga tak kuasa kureka ulang mimpiku itu. Tuan, aku sebenarnya ingin sekali mengajakmu pergi bersama. Meski takkan lama. Aku hanya rindu melihat senja yang merona bersamamu. Duduk, dan sedikit bercerita. Tapi, kau tahukan? Kita bukan tipikal sepasang manusia yang suka untuk saling memulai duluan. Maka jadilah kita seperti ini, diam, tak acuh, dan entah akan menjadi siapa dan apa pada akhirnya.

Tuan, semalam mimpiku benar-benar tidak baik. Mungkin karena terlalu merinduimu hingga aku sebegininya, semua hal-hal yang menyangkut firasat buruk tentangmu dan kita tertuai dalam mimpi.

Sebenarnya, aku takut jika dalam hidupku kau tak ada. Aku takut jika dalam rentang waktu yang lama kau tak lagi hadir menyapaku via telepon. Aku takut jika saja kau menemukan yang baru, yang lebih bisa mengerti kamu daripada aku. Aku takut jika rinduku yang menggunung akan meledak menjadi kecewa yang berhamburan. Kau tahu, sebenarnya aku takut, tapi di hadapanmu aku selalu berusaha terlihat baik-baik saja.

Jadi, Tuan. Kapan kau ingin kita berujung temu dan bercerita tentang segala kekhawatiran (kita)? Semoga kau lekas membacanya.

Posting Komentar

0 Komentar