Dari Pecinta Diam-Diammu

Aku memerhatikanmu lagi. Lagi, lagi, lagi, dan lagi. Bukan karena tak memiliki hal lain yang menuntut untuk dikerjakan. Hanya saja, memerhatikanmu, bahkan meski hanya punggungmu saja adalah sesuatu yang kunamai sebagai kebahagiaan kecil.

Pecinta diam-diam tak pernah menuntut apapun, selain memandangimu dari sudut paling kecil sekali pun. Jika kau membaca bukumu di sana, aku juga akan berpura-pura merogoh tasku, lalu membaca meski kadang bukuku terbalik tanpa sadar. Jika kau sedang terlihat melamun, aku juga akan berpura melamun meski pupil dan iris mataku tertuju padamu, lalu jika kau mulai sadar lalu melihatku, aku akan berpura-pura melirik yang lain. Jika kau sedang menyicip kopi hangatmu, aku juga akan berpura-pura memesan kopi di kedai kesukaanmu, meski aku tak suka kopi.

Beri ruang untukku menyapamu sejenak.
Hy, lelaki yang mungkin sadar dengan keberadaanku. Aku suka keseharianmu. Terlihat sibuk tapi tetap dengan pembawaan yang santai. Namun, aku tidak suka satu hal; Dia. Perempuan yang melekat(kan diri) padamu. Aku tidak suka dia.

Diam-diam, sebenarnya ia memergokiku memandangimu. Apa dia bercerita? Ketika memergokiku memandangimu, dia memasang wajah masam. Ketika melihatku tersenyum padamu, dia membelalakkan matanya hingga aku merinding karenanya. Ketika melihatku berpangku tangan dan hanya fokus menatap punggungmu, ia menaikkan sebelah sudut bibirnya beserta alis kirinya yang membentuk dua kali gulungan ombak. Dia menakutkan, asal kau tahu.

Tapi, kau tahu sebenarnya apa yang paling lucu? Ketika ia semenakutkan itu, aku masih tetap bersikeras bersembunyi di belakangmu, mengikuti langkahmu.

Ketahuilah, aku adalah perempuan keras kepala yang akan tetap mengikut di belakangmu. Jika perempuan itu akan datang dan membentak, aku tidak akan menyerah, aku takkan peduli, sebab aku belum pasrah pada takdir, juga belum lelah mencintaimu diam-diam. Pun, jika tak berakhir bahagia, aku akan menyerah jika penatku telah berujung. Juga kurasa kau perlu tahu, aku tak suka menyerah.

Posting Komentar

2 Komentar