Jika Hadir Pertemuan

Sudah cukup lama rupanya. Pertemuan terakhir kita adalah pertemuan yang membuat kita berakhir. Aku lupa sudah berapa lama. Setahun? Dua tahun? Tiga tahun? Ah, iya! Aku baru bisa menerima orang lain dalam hidupku setelah tiga tahun. Bahkan bersamanya pun hanya dalam waktu yang terlalu singkat. Di kepalaku, banyak pertanyaan yang bermunculan, juga pernyataan yang berputar.

Aku ingin sekali melemparkan semua kalimat-kalimat itu padamu. Tapi bagaimana jika aku menjadi munafik; yang di depanmu bukan memasang wajah marah, namun malah tersenyum manis. Bagaimana jika aku menjadi pengecut, yang bukannya tegas melontarkan pertanyaan dan pernyataan padamu, namun malah bertanya kabarmu dengan intonasi yang lambat dan lembut. Aku khawatir, di depanmu, aku menjadi tidak seperti yang kupikirkan.

Namun, jika hadir pertemuan, aku akan berusaha semampuku. Tidak akan menatap matamu, aku selalu lemah karenanya. Akan kubiarkan diriku merunduk, tolong kau jawab saja dan jangan mengacuhkan sikapku.

Jika hadir pertemuan, akan kutanyakan perihal sejak kapan kita menjadi sepasang manusia yang mencipta luka dengan begitu banyak, sehingga kita memilih berpisah? Setelah awalnya kita berjanji untuk saling membahagiakan.

Jika hadir pertemuan, akan kutanyakan perihal siapa yang lebih patut dipersalahkan atas kita yang berakhir? Siapa yang dengan tak tahu diri melingkarkan lengan pada salah satu dari kita? Siapa orang yang hidupnya tak begitu bahagia itu, hingga ia harus merebut kebahagiaan orang lain?

Jika hadir pertemuan, akan kutanyakan alasan mengapa kita harus berpisah, justru di masa-masa paling sulit dalam hidupku.

Jika hadir pertemuan, akan kujelaskan satu persatu kebohongan-kebohongan apa saja yang pernah kau lakukan. Yang bahkan aku membiarkannya karena tak ingin ada pertengkaran.

Jika hadir pertemuan, akan dengan jelas kukatakan bahwa kamu adalah seseorang yang membuang waktuku hingga hampir dua tahun, hanya untuk cinta yang sia-sia.

Dan jika hadir pertemuan, akan kuceritakan bahwa setelah perpisahan itu, aku bisa hidup dengan baik. Memiliki hidup yang lebih manis, menjadi lebih kuat, dan menjadi lebih mampu untuk dibanggakan.

Jika hadir pertemuan itu, akan kukatakan semua, segalanya. Bahkan hingga lelah bibir berkata.

Posting Komentar

0 Komentar